Rabu, 25 Mei 2016

RAISA ANDRIANA


Raisa Andriana (lahir di Jakarta, 6 Juni 1990; umur 25 tahun) atau yang lebih dikenal dengan nama Raisa adalah seorang penyanyi berkebangsaan Indonesia. Ia mulai dikenal publik setelah membawakan lagu berjudul Serba Salah. 
Bakat menyanyi Raisa muncul sejak usia dini. Di usia 3 tahun, Raisa sering tampil berpura-pura seperti penyanyi sungguhan di atas panggung. Musikalitas Raisa banyak terinspirasi dari musisi kenamaan Amerika Serikat seperti Brian McKnight, Alicia Keys, dan Joss Stone. Pada awal karier bernyanyinya, Raisa sempat digandeng komposer kenamaan David Foster untuk tampil di konsernya di Jakarta. ada 2008, Raisa pun pernah menjadi vokalis band bentukan Kevin Aprilio, Andante, yang merupakan cikal bakal dari berdirinya band Vierra (sekarang Vierratale). Pada awal berdirinya, Andante mempunyai 5 orang personil yaitu Raisa, Widy Soediro Nichlany, Raka Cyril, Satrianda Widjanarko, dan Kevin Aprilio sendiri, tetapi karena pihak label menginginkan konsep yang berbeda, Raisa terpaksa dieliminasi dari band tersebut. Raisa banyak menyanyi reguler di kafe-kafe musik. Dari kesempatan menyanyi di kafe-kafe tersebut, Raisa mendapatkan banyak peluang dalam karier bermusik.
Raisa mulai dikenal publik setelah merilis debut single solonya yang berjudul Serba Salah. Kepopulerannya membuat Raisa diundang sebagai salah satu bintang pengisi acara dalam event Java Jazz Festival 2011. Performa Raisa di panggung Java Jazz Festival tersebut makin melejitkan kariernya hingga Raisa mendapatkan penghargaan di Anugerah Musik Indonesia 2012 sebagai Pendatang Baru Terbaik-Terbaik. Pada 2011, album eponim debutnya berjudul Raisa diproduksi dan dirilis oleh Solid Records dan Universal Music Indonesia. Produser album tersebut adalah 3 musisi muda Indonesia, yaitu Asta Andoko (RAN), serta Ramadhan Handy dan Adrianto Ario Seto (Soulvibe). Nanda Oka dan Asta Andoko berlaku sebagai Executive Producer dalam album tersebut. Pada 2012, Raisa meraih penghargaan Anugerah Planet Muzik 2012 sebagai Best New Female Artist.
Pada 27 November 2013, Raisa merilis album keduanya Heart to Heart, di Soehana Hall, Gedung Energy, Jakarta Selatan. Album tersebut berisikan 9 lagu; Bersinar, Hari Bahagia, Pemeran Utama, Teka-teki, Let Me be (I Do), Katakan!, LDR, Bye-bye dan Mantan Terindah. Lagu Bye-bye dan Mantan Terindah telah dirilis sebagai single pertama dan kedua, secara berurutan, dari Album Heart to Heart ini. Selain peluncuran album tersebut, Raisa pun mengadakan Konser Showcase album Heart to Heart secara khusus untuk media/wartawan dan 300 orang YourRaisa (sebutan bagi para penggemar Raisa) yang telah terpilih sebelumnya melalui pre-order Box Set Raisa. Konser tersebut digelar dengan tata ruang yang "menyenangkan" dengan tema "gembira versi Raisa". Pada 2014, Raisa ditunjuk sebagai juri tamu ajang pencarian bakat televisi Indonesian Idol Season 8 atau Indonesian Idol 2014. Pada awalnya Raisa hanya menjadi juri tamu babak audisi umum di kota Yogyakarta, tetapi karena formasi juri tidak lengkap pada beberapa babak siaran langsung, Raisa ditunjuk menggantikan posisi juri yang kosong pada babak-babak tersebut. Pada Februari 2015, produsen film animasi terbesar di dunia Walt Disney Pictures menggandeng Raisa untuk menyanyikan lagu soundtrack di film terbaru Disney, Cinderella, yang berjudul A Dream is a Wish Your Heart Makes versi Bahasa Indonesia dengan judul "Mimpi adalah Harapan Hati"



TRADISI PEH CUN: TRADISI MASYARAKAT TIONGHOA YANG MASIH DILESTARIKAN DI INDONESIA

Duanwu Jie atau yang dikenal dengan sebutan festival Peh Cun di kalangan Tionghoa-Indonesia adalah salah satu festival penting dalam kebudayaan dan sejarah Tiongkok. Peh Cun adalah dialek Hokkian untuk kata pachuan (dalam hal ini pachuan perahu). Walaupun perlombaan perahu naga bukan lagi praktik umum di kalangan Tionghoa-Indonesia, namun istilah Peh Cun tetap digunakan untuk menyebut festival ini.
Festival ini dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek dan telah berumur lebih 2300 tahun dihitung dari masa Dinasti Zhou. Perayaan festival ini yang biasa kita ketahui adalah makan bakcang dan perlombaan dayung perahu naga. Karena dirayakan secara luas di seluruh Tiongkok, maka dalam bentuk kegiatan dalam perayaannya juga berbeda di satu daerah dengan daerah lainnya. Namun persamaannya masih lebih besar daripada perbedaannya dalam perayaan tersebut.

KEGIATAN
LOMBA PERAHU NAGA
  1. Lomba Perahu Naga : Tradisi perlombaan perahu naga ini telah ada sejak Zaman Negara-negara Berperang. Perlombaan ini masih ada sampai sekarang dan diselenggarakan setiap tahunnya baik di Tiongkok Daratan, Hong Kong, Taiwan maupun di Amerika Serikat. Bahkan ada perlombaan berskala internasional yang dihadiri oleh peserta-peserta dari manca negara, kebanyakan berasal dari Eropa ataupun Amerika Utara. Perahu naga ini biasanya didayung secara beregu sesuai panjang perahu tersebut.
  2. Makan Bakcang : Tradisi makan bakcang secara resmi dijadikan sebagai salah satu kegiatan dalam festival Peh Cun sejak Dinasti Jin. Sebelumnya, walaupun bakcang telah populer di Tiongkok, namun belum menjadi makanan simbolik festival ini. Bentuk bakcang sebenarnya juga bermacam-macam dan yang kita lihat sekarang hanya salah satu dari banyak bentuk dan jenis bakcang tadi. Di Taiwan, pada zaman Dinasti Ming akhir, bentuk bakcang yang dibawa oleh pendatang dari Fujian adalah bulat gepeng, agak lain dengan bentuk prisma segitiga yang kita lihat sekarang. Isi bakcang juga bermacam-macam dan bukan hanya daging. Ada yang isinya sayur-sayuran, ada pula yang dibuat kecil-kecil namun tanpa isi yang kemudian dimakan bersama serikaya, gula manis.
  3. Menggantungkan Rumput Ai dan Changpu : Peh Cun yang jatuh pada musim panas biasanya dianggap sebagai bulan-bulan yang banyak penyakitnya, sehingga rumah-rumah biasanya melakukan pembersihan, lalu menggantungkan rumput Ai dan changpu di depan rumah untuk mengusir dan mencegah datangnya penyakit. Jadi, festival ini juga erat kaitannya dengan tradisi menjaga kesehatan di dalam masyarakat Tionghoa.
  4. Mandi Tengah Hari : Tradisi ini cuma ada di kalangan masyarakat yang berasal dari Fujian (Hokkian, Hokchiu, Hakka), Guangdong (Teochiu, Kengchiu, Hakka) dan Taiwan. Mereka mengambil dan menyimpan air pada tengah hari festival Peh Cun ini, dipercaya dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit bila dengan mandi ataupun diminum setelah dimasak.
    BAKCANG
    RUMPUT AI DAN CHANGPU


    TRADISI PEH CUN DI TANGERANG, BANTEN

    LOMBA PERAHU NAGA DI SUNGAI CISADANE, TANGERANG, BANTEN

    Acara ini mulai digelar di Tangerang sekitar tahun 1910. Hal ini dikarenakan sungai di Jakarta sudah dangkal, sehingga dipindahkan ke Tangerang di Sungai Cisadane. Dahulunya, tahun 1938 dibuatlah sepasang Perahu Naga oleh Lim Tiang Hoat di daerah Kedaung Barat. Namun, pada tahun 1942 di masa kedatangan Jepang, Perahu Naga tersebut dibakar oleh Jepang. Perayaan ini sempat terhenti sejak tahun 1965. Namun pada tahun 2000, Pemerintah Kota Tangerang menghidupkan kembali tradisi Peh Cun hingga sekarang.
    Bakcang dan perahu naga merupakan bagian dari tradisi yang tidak terpisahkan di perayaan Peh Cun. Tradisi ini tidak hanya diikuti oleh orang Tionghoa, tapi juga masyarakat umum di Tangerang. Warga ikut berpartisipasi, ada yang menjadi panitia acara, dan ikut perlombaan.
    Seiring perjalanan waktu, perayaan pehcun yang semakin mengakar di masyarakat Tangerang membuat perayaan ini menjadi festival yang menarik. Penyelenggaraannya pun menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke kota ini. Tapi yang terpenting, perayaan pehcun merupakan sikap menghayati kembali nilai-nilai patriotisme Qu Yuan sambil terus melestarikan Sungai Cisadane agar tetap asri dan bersih.
    PERAYAAN PEH CUN DI TANGERANG, BANTEN
    Pada malam hari digelar "BAKCANG STREET FESTIVAL", disajikan bakcang, makanan terbuat dari ketan yang pada mulanya berisikan daging babi cincang dan dibungkus daun bambu. Guna menghormati masyarakat muslim, kini bakcang yang disajikan diganti dengan daging ayam cincang, sehingga dijamin halal dan tersedia juga yang berisi sayuran bagi kaum Vegetarian. Pada hari Minggu-nya akan diadakan lomba makan bakcang.

    Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sutiono/perayaan-peh-cun-di-tangerang_55811c1a03b0bda4068b465c
    Pada malam hari digelar "BAKCANG STREET FESTIVAL", disajikan bakcang, makanan terbuat dari ketan yang pada mulanya berisikan daging babi cincang dan dibungkus daun bambu. Guna menghormati masyarakat muslim, kini bakcang yang disajikan diganti dengan daging ayam cincang, sehingga dijamin halal dan tersedia juga yang berisi sayuran bagi kaum Vegetarian. Pada hari Minggu-nya akan diadakan lomba makan bakcang.

    Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sutiono/perayaan-peh-cun-di-tangerang_55811c1a03b0bda4068b465c
    Pada malam hari digelar "BAKCANG STREET FESTIVAL", disajikan bakcang, makanan terbuat dari ketan yang pada mulanya berisikan daging babi cincang dan dibungkus daun bambu. Guna menghormati masyarakat muslim, kini bakcang yang disajikan diganti dengan daging ayam cincang, sehingga dijamin halal dan tersedia juga yang berisi sayuran bagi kaum Vegetarian. Pada hari Minggu-nya akan diadakan lomba makan bakcang.

    Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sutiono/perayaan-peh-cun-di-tangerang_55811c1a03b0bda4068b465c
    Sore hingga malam hari, Anda dapat menyaksikan pameran dan pertunjukan Lukisan Kaligrafi di Museum RoemBoer Tangga Ronggeng, sebuah bangunan bernuansa Tionghoa, konon RoemBoer kependekan dari Rumah Burung. Pertunjukaan lukisan kalifrafi ini berlangsung hingga Minggu malam.

    Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sutiono/perayaan-peh-cun-di-tangerang_55811c1a03b0bda4068b465c
    Pada malam hari digelar "BAKCANG STREET FESTIVAL", disajikan bakcang, makanan terbuat dari ketan yang pada mulanya berisikan daging babi cincang dan dibungkus daun bambu. Guna untuk menghormati masyarakat muslim, kini bakcang yang disajikan diganti dengan daging ayam cincang, sehingga dijamin halal dan tersedua juga yang berisi sayuran bagi kaum Vegetarian. Menurut legenda, Bakcang ini selalu di bawa keliling dengan perahu naga untuk di tebarkan di sungai. Upaya ini untuk memberi makan pada perdana menteri Chu yaitu Qu Yuan (339 SM) yang meninggal dan bunuh diri setelah menceburkan diri di sungai di ibukota Chu, Tiongkok. Qu Yuan adalah perdana menteri yang cinta dan setia pada negara. Namun karena raja tidak menyukainya, dia diusir dari ibukota Chu. Setelah diusir, ia kemudian memutuskan bunuh diri  dengan mencebur ke sungai. Banyak warga yang mencarinya dengan perahu dan memberinya makan kue Chang. Warga Tiongkok berharap Qu Yuan masih hidup, dia bisa makan kue Chang setelah di tebarkan di sungai. Perayaan ini merupakan perayaan suci dan agung yang diperingati setiap tanggal 5 bulan 5 di Tiongkok.
    Sore hingga malam hari, Anda dapat menyaksikan pameran dan pertunjukan Lukisan Kaligrafi di Museum RoemBoer Tangga Ronggeng, sebuah bangunan bernuansa Tionghoa, konon RoemBoer kependekan dari Rumah Burung. Pertunjukaan lukisan kalifrafi ini berlangsung hingga Minggu malam.

    Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sutiono/perayaan-peh-cun-di-tangerang_55811c1a03b0bda4068b465c
    Pada malam hari digelar "BAKCANG STREET FESTIVAL", disajikan bakcang, makanan terbuat dari ketan yang pada mulanya berisikan daging babi cincang dan dibungkus daun bambu. Guna menghormati masyarakat muslim, kini bakcang yang disajikan diganti dengan daging ayam cincang, sehingga dijamin halal dan tersedia juga yang berisi sayuran bagi kaum Vegetarian. Pada hari Minggu-nya akan diadakan lomba makan bakcang.

    Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sutiono/perayaan-peh-cun-di-tangerang_55811c1a03b0bda4068b465c
  5.  
    DAFTAR PUSTAKA
    https://id.wikipedia.org/wiki/Peh_Cun
    http://lifestyle.okezone.com/read/2015/03/04/406/1113588/asal-mula-tradisi-peh-cun-di-tangerang

DERITA ANAK PERANTAUAN + ANAK KOST



Sudah hampir setahun aku tinggal di kota yang terkenal sebagai kota pelajar ini. Menjalani kehidupan sebagai seorang mahasiswi perantauan sekaligus sebagai anak kost bukanlah hal yang mudah. Butuh kekuatan, kesabaran, dan daya tahan banting yang tinggi agar mampu menyelesaikan studi dengan baik. Bagi mereka yang terbiasa dengan kehidupan yang serba ada dan kadang di kehidupannya disebut anak “manja” akan sedikit sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan seperti ini.
Memiliki keluarga yang jauh dari pandangan dan harus berpisah selama tiga sampai enam bulan bukanlah hal yang menyenangkan. Kadangkala ketika hidup sedang susah-susahnya, disitulah kami sangat membutuhkan dukungan dan kasih sayang mereka. Terutama ketika kami para anak kost sedang menghadapi krisis moneter. Di saat seperti itulah kadang kami atau aku pribadi merasakan homesick . Rindu akan masakan orang tua terutama masakan ibu. Rindu akan tawa dan canda mereka. Rindu akan semua hal yang ada di diri mereka.
Awalnya ketika memutuskan akan menjalani kehidupan sebagai sebatang kara di kota yang jauh dari tempat asalku, aku berpikir bahwa semua ini akan menyenangkan. Ya! Ini memang menyenangkan terutama karena aku bisa bergerak bebas dan bisa mencoba untuk hidup mandiri. Akan tetapi, ketika masa-masa kelam itu datang dan aku harus benar-benar berdiri sendiri serta menghadapi semuanya sendiri tanpa bantuan atau support dari orang tersayang, aku seringkali merasa drop. Namun, melihat perjuangan orang tua yang nun jauh disana mencari uang dari pagi sampai sore atau bahkan malam hari hanya demi anaknya kuliah, aku kembali lagi semangat. Mau tidak mau, rajin ataupun malas, pokoknya demi mereka yang mencari nafkah, aku harus mampu membuat diriku bangun dari semua masa kelam itu.